Review

Kuliah umum ini fokus pada dua aspek utama: peristiwa terorisme pada tanggal 11 September 2001 atau dikenal sebagai tragedi 9/11, dan dampaknya terhadap politik dunia saat ini.

Materi dimulai dengan membahas periode pasca Perang Dingin, teori multipolar, dan perselisihan ideologi kecil.

Perkuliahan juga mencakup peran penting masyarakat sipil dalam memperkuat demokrasi.

Selanjutnya, materi melanjutkan dengan pembahasan politik Islam pada saat itu.

Islam dijelaskan sebagai lawan ideologi Barat, dengan penekanan pada faktor konflik yang bersifat simetris dan multipolar.

Hegemoni Gramsci digunakan untuk menjelaskan peran dominan Amerika Serikat dalam politik dunia pasca Perang Dingin.

Pembahasan juga mencakup dua pandangan dalam politik Islam, yaitu kekerasan dan tanpa kekerasan.

Pembahasan berlanjut dengan fokus pada narasi pasca Perang Dingin, dengan peran utama Barat vs Islam.

Tragedi 9/11, yang melibatkan serangan teroris yang diduga berasal dari ISIS dan menargetkan World Trade Center di Amerika Serikat, dianggap sebagai pemicu peningkatan persepsi Barat terhadap Islam sebagai musuh.

Ini memicu kampanye “War on Terror” yang menekankan “Islamic Terrorism.” Namun, ini hanya berlaku untuk Islam, sementara agama lain tidak dianggap sebagai ancaman serupa.

Penutupan materi melibatkan penjelasan mengenai politik internasional saat ini.

Diuraikan bahwa negara-negara Muslim berkontribusi lebih sedikit dibandingkan dengan negara-negara Barat dalam era revolusi, yang menimbulkan kesan bahwa Islam sedang “tersandera” dan kurang mampu mengembangkan politiknya sendiri akibat keterbatasan dalam perbandingan kekuatan dengan Barat.

Hal ini juga mengakibatkan kurangnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi Islam serta kurangnya pengaruh dalam politik internasional, yang disebut sebagai penyebab kebodohan dan kurangnya inisiatif dalam dunia Islam.

Pemaparan tersebut mencakup sejumlah topik penting yang terkait dengan dampak tragedi 9/11 dan politik internasional saat ini dalam konteks Islam dan Barat.

Analisis

Dalam analisis ini, dapat disimpulkan bahwa tragedi 11 September memiliki dampak yang signifikan terhadap politik internasional, khususnya dalam konteks hubungan antara Barat dan Islam.

Sebelum peristiwa 9/11, hubungan antara Barat dan Islam sudah menunjukkan tanda-tanda perbaikan, meskipun masih ada ketegangan akibat perbedaan dalam ideologi dan nilai-nilai.

Namun, tragedi 11 September mengakibatkan memburuknya hubungan ini karena Barat mulai melihat Islam sebagai ancaman yang harus diwaspadai.

Setelah Perang Dingin, dunia berubah menjadi lebih multipolar setelah runtuhnya Uni Soviet.

Munculnya kekuatan-kekuatan baru, termasuk beberapa negara Muslim, menimbulkan kekhawatiran di Barat bahwa hegemoni mereka akan terancam.

Kekhawatiran ini diperparah oleh peristiwa 9/11 yang dilakukan oleh kelompok teroris yang mengatasnamakan Islam.

Peristiwa ini semakin mengakar dalam kesan bahwa Islam adalah agama kekerasan dan terorisme, yang memicu kampanye “perang melawan teror” yang dipimpin oleh Amerika Serikat.

Kampanye ini memengaruhi hubungan antara Barat dan Islam secara negatif, dengan meningkatnya sentimen anti-Muslim di Barat dan penggunaan dasar hukum untuk tindakan kekerasan terhadap umat Islam.

Selain itu, tragedi 11 September juga melemahkan posisi politik Islam di arena internasional.

Umumnya, umat Islam di seluruh dunia dicap sebagai teroris sebagai akibat dari peristiwa tersebut, yang menghalangi kemampuan mereka untuk memberikan kontribusi positif dalam politik dunia.

Secara keseluruhan, tragedi 11 September meninggalkan jejak yang kelam dalam hubungan antara Barat dan Islam, merusak hubungan antara keduanya dan melemahkan posisi politik Islam di panggung dunia.

Share this post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Open chat
Hai, ada yang bisa dibantu?