Sial benar nasib Napoleon Bonaparte di Waterloo!
Niatnya jadi penguasa Eropa setelah diasingkan malah kandas setelah dikalahkan Blucher dan Wellington. Pasukan yang dipersiapkannya hancur lebur dalam pertempuran yang berlangsung di Belgia ini.
Cuaca buruk yang terjadi pasca letusan gunung Tambora menyebabkan medan perang menjadi cukup berlumpur sehingga menyulitkan pergerakan pasukan Prancis dalam menyerang lawannya.
Saat itu, langit cukup gelap dalam pertempuran di Waterloo sehingga menutupi pandangan tentaranya. Pasukan kavaleri yang dikerahkan dalam pertempuran ini berhasil dilumpuhkan karena medan yang cukup sulit untuk bermanuver.
Letusan gunung Tambora dua bulan sebelumnya menyebabkan perubahan cuaca yang cukup besar untuk kawasan Eropa. Peristiwa ini berdampak besar pada perubahan arah sejarah dunia.
Letusan ini mampu mempengaruhi salah satu peristiwa terpenting dalam sejarah dunia. Kejadian ini dianggap menjadi salah satu penyebab kekalahan Napoleon dalam perang yang menentukan di Waterloo pada tahun 1815.
Kekalahan inilah yang menyebabkan Napoleon jatuh untuk kedua kalinya setelah bangkit sebentar untuk berkuasa. Napoleon pun harus pasrah diasingkan untuk kedua kalinya ke pulau terpencil di Samudra Atlantik.
**
Pada mulanya, setelah kembali berkuasa, Napoleon mengajukan tawaran perdamaian pada negara-negara Eropa. Namun, tawaran tersebut ditolak dan membuat Napoleon gerah.
Dikumpulkanlah pasukan yang cukup besar guna menghadapi koalisi pasukan Eropa yang akan segera terbentuk untuk menurunkan dirinya.
Yang pertama dia hadapi adalah pasukan Inggris dan Prusia yang sudah menunggu di wilayah Belgia. Pasukan Prancis awalnya dapat memukul mundur pasukan Prusia di bawah pimpinan Gebhard Leberecht von Blücher.
Yakin sekali menang, Napoleon pun menantang Inggris di tempat yang sudah ditentukan. Pada awalnya, dewi fortuna berpihak pada Napoleon. Napoleon mampu memukul mundur laskar Inggris di bawah kendali Arthur Wellesley, alias Pangeran Wellington.
Namun, hal yang tak terduga terjadi. Blucher yang telah dikalahkan tiba-tiba kembali ke medan perang, lalu berbalik menyerang Napoleon. Napoleon pun harus menghadapi gabungan kedua pasukan tersebut hingga terdesak.
Keadaan juga diperparah dengan kesalahan Napoleon yang tidak mengkomando langsung pasukannya di medan perang.
Kesalahan strategi yang mengakibatkan pasukan Napoelon mengalami kehancuran dalam perang tersebut membuyarkan ambisi sang kaisar dalam menaklukkan Eropa.
Kalah dalam pertempuran tersebut, Napoleon terpaksa pulang ke Prancis dalam keadaan tangan hampa. Menyadari bahwa peluangnya untuk berkuasa kembali semakin tipis, serta harus menghadapi pasukan gabungan negara-negara Eropa yang menuju Paris, Napoleon pun menyerah untuk mencegah pertumpahan darah yang sia-sia.
Beliau diasingkan ke St. Helena, sebuah pulau terpencil di Samudra Atlantik, agar tidak bisa kabur lagi ke Eropa. Berakhirlah kejayaan Napoleon sebagai salah satu orang berpengaruh di Eropa.
Ego megalomanianya hancur berkeping-keping setelah kalah dalam pertempuran di Waterloo.
Kekalahan ini menandai bangkitnya Britania sebagai imperium terbesar pada abad ke-19. Kehancuran Napoleon dalam perang di Waterloo memulai era kejayaan Inggris dengan nama Pax Britannica.