Una Bomber itulah julukannya. Pria bernama Theodore Kaczynski ini memasuki Universitas Harvard pada usia 16 tahun dan meraih gelar PhD di bidang matematika.

Lahir pada tahun 1942, Kaczynski menunjukkan kecerdasan dan bakat yang luar biasa sejak muda.

Namun, jalan hidup Kaczynski tak selamanya mulus. Saat di Harvard, Kaczynski menjadi subjek penelitian psikologis kontroversial yang dilakukan oleh Profesor Henry A. Murray.

Penelitian ini melibatkan penghinaan pribadi dan brutal yang intens terhadap peserta studi yang oleh beberapa orang diyakini telah berdampak pada kondisi mental Kaczynski.

Kendati demikian, Kaczynski tetap meneruskan hidupnya dan meniti karirnya di bidang pendidikan ke University of Michigan bidang PhD.

Setelah mendapatkan gelar PhD di bidang matematika dari University of Michigan, Kaczynski mengajar di University of California, Berkeley.

Kaczynski tampaknya tidak nyaman dengan peran ini dan mengundurkan diri tanpa penjelasan pada tahun 1969.

Sejak saat itu, ia memutuskan untuk hidup terisolasi di hutan Montana. Di balik kedamaian hutan, Kaczynski merancang serangkaian serangan bom yang mengejutkan dunia.

Di sana, Kaczynski mulai mengembangkan paham anti teknologi dan menulis manifesto berjudul “Industrial Society and Its Future”, yang kemudian dikenal sebagai ‘Manifesto Una Bomber’.

Nama ‘Una Bomber’  sendiri terdiri dari dari singkatan ‘UNiversity and Airline Bomber’, merujuk pada target awal Kaczynski.  

Dia berpendapat bahwa revolusi industri dan pertumbuhan teknologi telah merusak kemanusiaan.

**

Pada tahun 1978, Kaczynski mulai melakukan tindakan yang gila: serangkaian serangan bom.

Selama hampir dua dekade, dia mengirimkan 16 paket bom ke berbagai target, termasuk universitas, maskapai penerbangan, dan toko ritel, yang mengakibatkan 3 orang tewas dan 23 orang terluka.

Sejak saat itu, Una Bomber menjadi buronan FBI. Penyelidikan tentang Una Bomber menjadi salah satu yang terlama dan termahal dalam sejarah FBI.

Kaczynski baru bisa ditangkap FBI 18 tahun kemudian.

Tepatnya pada tahun 1996 ketika adiknya, David Kaczynski, mengenali gaya penulisan dalam manifesto, lalu David melaporkan kakaknya kepada FBI.

Kisah Una Bomber adalah peringatan tentang pentingnya menggunakan pengetahuan dan kecerdasan untuk tujuan yang baik.

Ini adalah kisah tragis tentang kecerdasan yang disalahgunakan. Kaczynski, dengan semua bakat dan potensinya, ternyata memilih jalan kekerasan dan teror.

Kisah Una Bomber mengingatkan kita bahwa terorisme dapat muncul dari tempat yang paling tidak terduga.

Kaczynski, dengan latar belakang akademisnya yang mengesankan, adalah contoh tragis tentang bagaimana kecerdasan yang salah arah dapat menghasilkan kehancuran.

Ini memberikan peringatan penting tentang bahaya isolasi dan ekstremisme.

Kehidupan kampus Kaczynski menunjukkan bagaimana seseorang dengan potensi luar biasa bisa tersesat dalam kehidupannya.

Hal ini menunjukkan bahkan orang jeniuspun  membutuhkan dukungan dan pemahaman untuk berkembang.

Bayangkan saja, seorang pria berbakat dengan otak jenius, namun memilih untuk hidup terisolasi dari dunia dan menggunakan kecerdasannya untuk tujuan yang mengerikan.

Share this post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Open chat
Hai, ada yang bisa dibantu?