Calon Arang adalah seorang janda, sekaligus guru ilmu spiritual. Dia tinggal di desa Girah, Kediri.

Disebutkan, murid-muridnya ada puluhan orang, semuanya perempuan. Diantara murid-muridnya itu, terdapat beberapa murid yang cukup mumpuni ilmunya. Mereka adalah:  Weksirsa, Mahisawadana, Larung, Lendya,  Lende, Lendi, Guyang, dan Gandi.

Atribut Calon Arang sebagai janda dan guru ilmu spiritual itu membuat masyarakat bergunjing: pasti menjanda karena ilmu spiritual, penekun ilmu spiritual pasti ilmunya diturunkan kepada anak-cucunya.

Baca juga: Asal Usul Penyebaran Ilmu Leak

Selain itu, masyarakat berpikir mungkin saja Calon Arang bisa mendatangkan malapetaka bagi diri mereka. Mereka takut dengan Calon Arang. Desas-desus buruk membuat banyak orang enggan mendekatinya.

Desas-desus pulalah yang membuat para pemuda enggan mendekati Ratna Manggali, putri kesayangannya. Akibatnya, Ratna tak kunjung mendapat jodoh. Tidak menikah berarti tidak laku: perawan tua. Stigma ini sangat menyakitkan bagi perempuan di masa itu.

Mengetahui desas-desus yang menjadi penyebab Ratna tak kunjung mendapat jodoh itu, Calon Arang murka. Ia tidak terima Sang putri dilecehkan martabatnya.

Demi cintanya terhadap Sang putri, Calon Arang kemudian melakukan ritual di kuburan. Menggelar upacara korban, memuja dewi Durga.

Saat ritual, Sang dewi turun napak pertiwi, menemui pemujanya. Hatur sembah Calon Arang meminta restu untuk menyebar wabah. Dewi Durga merestuinya, dengan syarat hanya sebatas Girah. Jangan sampai wabah menyebar ke seluruh negeri.

Lalu dimulailah aksi teluh Calon Arang. Banyak yang terdampak karenanya. Pagi sakit, sore mati. Begitupun sebaliknya.

Kabar banyaknya kematian ini terdengar hingga ibukota Kahuripan. Raja dari negeri Kahuripan, Airlangga, kemudian mengirim prajurit untuk menindak Calon Arang, tetapi sayangnya gagal.

Calon Arang ternyata lebih kuat daripada prajurit yang dikerahkan Raja Airlangga. Atas tindakan militer Raja Airlangga itu, Calon Arang semakin emosi. Ia kembali memuja Dewi Durga.

Kali ini, ritualnya amat mengerikan. Calon Arang membunuh orang. Darah orang yang terbunuh diminum dan digunakan keramas, ususnya dikalungkan ke leher. Daging dan organ lainnya dijadikan sebagai korban persembahan.

Calon Arang memuja Dewi Durga demi meminta restu lagi supaya dapat menyebar wabah lebih luas, tak hanya sekitar desanya saja. Karena kesungguhan hati Calon Arang, Dewi Durga pun kembali napak pertiwi dan memberikan restunya. Lalu Calon Arang pun menebar kematian melalui ilmu leak ke seantero negeri.

Tiap malam, teluhnya menyebar ke segala penjuru, menyakiti yang sehat dan mematikan yang sakit.

Baca juga: Ketika Pengguna Leak Hancurkan Negeri (Bagian II)

Editor: Agil Kurniadi

Share this post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Open chat
Hai, ada yang bisa dibantu?