Penyebaran Ilmu Leak diketahui sejak masa kerajaan-kerajaan yang bercorak Siwa-Budha. Awalnya, tantra aliran kiri ini muncul di India pada abad ke-6 Masehi. Kemudian, ilmu leak menyebar ke berbagai penjuru, menuju nusantara hingga mencapai Cina.

Ditengarai, aliran ini pertama kali masuk di Sumatera. Pada periode masuknya Ilmu Leak di Sumatera inilah, lahir Kerajaan Sriwijaya, suatu kerajaan besar pertama yang muncul di nusantara—menurut buku A History of Southeast Asia.

Para penguasa politik era itu pada umumnya mempraktekkan Leak untuk mendapatkan shakti, atau kekuatan supranatural, demi kestabilan politik kekuasaanya.

Baca juga: Ketika Raja-Raja Mempraktikkan Leak

Selanjutnya, ilmu Leak menyebar ke Tanah  Jawa. Kisah Leak tertua berlatar pada masa Raja Airlangga, Raja Kahuripan termahsyur yang memerintah tahun 1009-1042. Namun, kisah baru ditulis pada era Majapahit pada tahun 1540.

Ini berkaitan dengan kisah Calon Arang, sosok janda sakti yang bermukim di Desa Jirah/Girah.

Banyak tafsir bernuansa politik dari ceritera ini. Kendati demikian, inti dari cerita menunjukkan, ilmu leak Calon Arang mampu mendatangkan wabah (gering agung) sehingga mengguncang ketentraman negeri Kahuripan kala itu.

Darinya, muncul empat kitab yang masuk kategori “Aji Wegig” yang menjadi salah satu bagian dari pengleakan. Empat  kitab tersebut antara lain Lontar Cambra Berag, Lontar Sampian Emas, Lontar Tanting Emas dan Lontar Jung Biru.

Baca juga: Leak: Aliran Kiri yang Mempersatukan Nusantara

Editor: Agil Kurniadi

Share this post

Open chat
Hai, ada yang bisa dibantu?